Pupuk & Nutrisi Daun Unik
  • 🛒 Hemat Jika Belanja Banyak – Dapatkan Harga Grosir!
  • 🚛 Kirim Setiap Hari – Pesanan Diproses Cepat & Aman!
  • 📦 Bebas Ongkir untuk Pembelian Dengan Minimal Belanja!
  • 🛒 Tersedia di Tiktok, Shopee, Tokopedia & Blibli
  • 🌱 Bibit Sehat & Siap Tanam – Dijamin Berkualitas!
  • 🔒 Belanja Aman, Bayar Bisa COD atau Transfer!
Beranda » Blog » Bibit Alpukat Unggul: Jenis & Cara Rawat, Hasil Melimpah!

Bibit Alpukat Unggul: Jenis & Cara Rawat, Hasil Melimpah!

Diposting pada 4 Juni 2025 oleh Hebat Garden / Dilihat: 172 kali / Kategori:

 

Bibit Alpukat Unggul: Jenis & Cara Rawat, Hasil Melimpah!

Alpukat, si buah creamy nan lezat, kian populer di kalangan pecinta buah dan pelaku agribisnis. Permintaan pasar yang terus meningkat menjadikan budidaya alpukat sebagai peluang usaha yang menarik. Namun, kunci keberhasilan panen alpukat yang melimpah terletak pada pemilihan bibit pohon alpukat yang tepat dan perawatan yang optimal.

Artikel ini akan memandu Anda dalam memahami beragam jenis bibit alpukat unggul, memberikan tips memilih bibit berkualitas, serta mengupas tuntas cara menanam dan merawat pohon alpukat agar tumbuh subur dan menghasilkan buah yang memuaskan. Untuk mendapatkan bibit alpukat berkualitas dan terjamin, Anda bisa merujuk ke toko online terpercaya seperti Hebat Garden.


Memahami Klasifikasi Bibit Alpukat: Fondasi Awal Berkebun

Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami klasifikasi bibit alpukat berdasarkan metode perbanyakannya. Pemahaman ini akan membantu Anda menentukan jenis bibit yang paling sesuai dengan tujuan dan skala kebun Anda.

1. Bibit Alpukat dari Biji: Metode Tradisional dengan Kelebihan dan Kekurangan

Bibit yang berasal dari biji merupakan metode perbanyakan alpukat yang paling sederhana dan seringkali menjadi pilihan bagi pekebun rumahan. Prosesnya cukup mudah, yakni dengan menanam langsung biji alpukat yang berasal dari buah matang.

  • Keunggulan: Biaya relatif murah karena biji mudah didapatkan. Metode ini juga tidak memerlukan keahlian khusus dalam perbanyakannya. Selain itu, pohon yang tumbuh dari biji cenderung memiliki sistem perakaran yang lebih kuat dan dalam, sehingga lebih tahan terhadap kekeringan.
  • Kekurangan: Kekurangan utama dari bibit biji adalah waktu berbuah yang sangat lama, berkisar antara 5 hingga 10 tahun atau bahkan lebih. Selain itu, kualitas buah yang dihasilkan tidak dapat diprediksi dan berpotensi berbeda dari pohon induknya akibat adanya segregasi genetik. Tinggi pohon juga cenderung sulit dikontrol dan bisa mencapai 15-20 meter, menyulitkan proses panen dan perawatan. Bibit dari biji kurang direkomendasikan untuk budidaya alpukat komersial yang mengutamakan hasil dan waktu panen yang cepat.

2. Bibit Alpukat Sambung Pucuk (Grafting): Unggul dalam Kualitas dan Waktu Panen

Bibit alpukat sambung pucuk merupakan pilihan utama bagi pekebun yang menginginkan kualitas buah yang terjamin dan waktu panen yang lebih cepat. Metode ini melibatkan penggabungan dua bagian tanaman alpukat yang berbeda: batang bawah (rootstock) yang biasanya berasal dari bibit biji alpukat lokal yang kuat dan tahan terhadap kondisi tanah tertentu, serta entres (scion) yang diambil dari pohon alpukat varietas unggul yang diinginkan.

  • Keunggulan: Keunggulan utama bibit sambung pucuk adalah pohon akan mulai berbuah dalam waktu yang relatif singkat, umumnya antara 2 hingga 4 tahun setelah penanaman. Kualitas buah yang dihasilkan juga terjamin sama dengan pohon induknya karena perbanyakannya bersifat vegetatif (tidak melalui perkawinan). Selain itu, batang bawah yang dipilih dapat memberikan ketahanan terhadap penyakit akar tertentu dan kondisi tanah yang kurang ideal. Tinggi pohon juga dapat dikontrol melalui pemilihan batang bawah dan teknik pemangkasan yang tepat.
  • Kekurangan: Harga bibit sambung pucuk cenderung lebih mahal dibandingkan bibit dari biji karena memerlukan proses dan keahlian khusus dalam penyambungannya. Tingkat keberhasilan penyambungan juga bergantung pada keterampilan dan ketelitian.

3. Bibit Alpukat Cangkok: Alternatif Cepat Berbuah dengan Akar yang Lebih Rapuh

Bibit alpukat cangkok merupakan metode perbanyakan vegetatif lainnya di mana bagian batang pohon diinduksi untuk menumbuhkan akar saat masih terhubung dengan pohon induk. Setelah akar terbentuk, cabang yang dicangkok dipotong dan ditanam sebagai bibit baru.

  • Keunggulan: Pohon yang berasal dari bibit cangkok juga memiliki kemampuan berbuah yang cepat, mirip dengan bibit sambung pucuk, dan menghasilkan buah dengan kualitas yang sama dengan induknya. Metode ini relatif lebih mudah dilakukan dibandingkan sambung pucuk bagi sebagian orang.
  • Kekurangan: Sistem perakaran bibit cangkok cenderung lebih dangkal dan kurang kuat dibandingkan bibit dari biji atau sambung pucuk, sehingga pohon menjadi kurang tahan terhadap kekeringan dan angin kencang. Ketersediaan bibit cangkok juga biasanya lebih terbatas, dan ukuran bibit cenderung lebih kecil saat dipisahkan dari induknya.

Mengenal Lebih Dekat Varietas Alpukat Unggul: Pilihan Terbaik untuk Kebun Anda

Setelah memahami cara perbanyakan bibit, langkah selanjutnya adalah mengenali berbagai varietas alpukat unggul yang populer dan memiliki potensi hasil panen yang tinggi. Pemilihan varietas harus disesuaikan dengan preferensi rasa, kondisi iklim dan ketinggian tempat Anda menanam, serta permintaan pasar jika tujuan Anda adalah budidaya alpukat komersial.

a. Alpukat Mentega: Primadona dengan Tekstur Lembut Menggoda

 

 

Alpukat Mentega menjadi salah satu varietas yang paling digemari di Indonesia. Sesuai dengan namanya, daging buahnya memiliki tekstur yang sangat lembut, creamy, pulen, dan nyaris tanpa serat, memberikan sensasi seperti menikmati mentega saat dimakan.

  • Ciri-ciri: Bentuk buah oval cenderung bulat, dengan ukuran sedang hingga besar. Kulit buah berwarna hijau cerah saat muda dan tetap hijau meskipun sudah matang. Biji buahnya relatif kecil dibandingkan ukuran buahnya. Rasanya manis gurih dengan aroma yang khas.
  • Keunggulan: Tekstur daging buah yang sangat disukai konsumen, rasa yang lezat, dan adaptasinya yang cukup baik di berbagai ketinggian membuat Alpukat Mentega menjadi pilihan populer untuk ditanam di berbagai daerah.
  • Adaptasi: Dapat tumbuh baik di dataran rendah, menengah, hingga dataran tinggi dengan ketinggian hingga 1500 mdpl.

b. Alpukat Miki: Genjah, Produktif, dan Tahan Transportasi

Alpukat Miki merupakan salah satu varietas unggul yang sangat direkomendasikan bagi pekebun yang mengutamakan kecepatan berbuah dan produktivitas tinggi. Varietas ini dikenal sangat genjah atau rajin berbuah, bahkan pada usia yang relatif muda.

  • Ciri-ciri: Bentuk buah oval dengan ujung meruncing, ukuran sedang. Kulit buah berwarna hijau gelap dan memiliki ketebalan yang cukup baik, sehingga buah lebih tahan terhadap benturan dan kerusakan saat transportasi. Daging buah berwarna kuning, sangat tebal, pulen, legit, dan memiliki biji yang relatif kecil.
  • Keunggulan: Sangat cepat berbuah (genjah), memiliki produktivitas yang tinggi, kualitas rasa yang sangat baik, dan ketahanan buah yang baik selama pengiriman. Alpukat Miki sangat cocok untuk budidaya alpukat komersial.
  • Adaptasi: Tumbuh optimal di dataran rendah hingga menengah dengan ketinggian sekitar 700 mdpl.

c. Alpukat Kendil: Jumbo Menggiurkan dengan Daging Tebal

Bagi Anda yang terkesan dengan ukuran buah yang besar, Alpukat Kendil adalah pilihan yang tepat. Varietas ini terkenal dengan buahnya yang berukuran jumbo, bahkan bisa mencapai berat 1 hingga 2 kilogram per buah.

  • Ciri-ciri: Bentuk buah bulat menyerupai kendil (wadah air tradisional), dengan ukuran yang sangat besar. Kulit buah berwarna hijau saat muda dan tetap hijau kekuningan saat matang. Daging buah berwarna kuning tebal, teksturnya pulen, dan rasanya legit. Biji buahnya berukuran sedang hingga besar.
  • Keunggulan: Potensi hasil panen yang sangat besar karena bobot per buah yang tinggi. Daging buahnya yang tebal juga memberikan kepuasan tersendiri bagi penikmatnya.
  • Adaptasi: Cocok ditanam di dataran rendah hingga menengah.

d. Alpukat Aligator: Bentuk Unik dengan Ukuran yang Tak Kalah Besar

Alpukat Aligator memiliki keunikan tersendiri pada bentuk buahnya yang memanjang menyerupai tubuh aligator. Selain bentuknya yang menarik, ukuran buahnya juga cukup besar.

  • Ciri-ciri: Bentuk buah lonjong dan panjang, dengan kulit berwarna hijau gelap. Daging buah berwarna kuning, memiliki tekstur yang pulen, dan rasa manis gurih. Ukuran buahnya bisa mencapai 700 gram hingga 1 kilogram per buah.
  • Keunggulan: Bentuk buah yang unik menjadi daya tarik tersendiri. Ukuran buah yang besar juga memberikan potensi hasil panen yang baik.
  • Adaptasi: Baik ditanam di dataran rendah.

e. Alpukat Hass: Raja Alpukat dengan Citarasa Premium

Alpukat Hass merupakan varietas yang sangat populer di pasar internasional dan dikenal memiliki nilai jual yang tinggi. Ciri khasnya adalah kulit buahnya yang akan berubah warna menjadi ungu kehitaman dan bertekstur keriput saat matang.

  • Ciri-ciri: Ukuran buah sedang, bentuk oval. Kulit buah berwarna hijau saat muda dan berubah menjadi ungu kehitaman serta bertekstur kasar dan keriput saat matang. Daging buah berwarna kuning kehijauan, sangat creamy, lembut, dan memiliki rasa yang kaya dan gurih. Biji buahnya berukuran kecil.
  • Keunggulan: Kualitas rasa yang premium, tekstur yang sangat disukai, dan daya simpan yang lebih baik dibandingkan varietas lain. Sangat diminati di pasar ekspor.
  • Kekurangan: Membutuhkan perawatan yang lebih intensif dan adaptasi yang lebih baik di dataran tinggi dengan iklim yang lebih sejuk (di atas 700 mdpl).

Selain varietas-varietas di atas, masih banyak lagi jenis bibit alpukat unggul lainnya yang bisa Anda pertimbangkan, seperti Alpukat Wina, Alpukat Markus, dan lain-lain. Lakukan riset lebih lanjut untuk menemukan varietas yang paling sesuai dengan kondisi lingkungan dan preferensi Anda.


Memilih Bibit Alpukat Berkualitas: Investasi Jangka Panjang untuk Panen Melimpah

Memilih bibit alpukat berkualitas adalah langkah krusial yang akan menentukan keberhasilan kebun Anda di masa depan. Berikut adalah beberapa tips yang perlu Anda perhatikan saat memilih bibit:

  • Perhatikan Kondisi Fisik Bibit: Pilih bibit yang terlihat sehat, segar, dan tidak layu. Daunnya harus berwarna hijau cerah dan tidak terdapat bercak-bercak aneh atau lubang bekas serangan hama. Batangnya harus kokoh dan tegak.
  • Amati Perakaran Bibit: Pastikan bibit memiliki sistem perakaran yang sehat dan kuat. Jika bibit berada dalam pot atau polybag, periksa apakah akar sudah memenuhi media tanam namun tidak sampai keluar secara berlebihan dari lubang drainase. Hindari bibit dengan akar yang melingkar-lingkar di dalam pot (rootbound).
  • Pastikan Kejelasan Asal-Usul Bibit: Beli bibit dari penjual atau pembibit yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Tanyakan informasi mengenai varietas bibit, metode perbanyakan, dan usia bibit. Bibit sambung pucuk harus menunjukkan bekas sambungan yang menyatu dengan baik. Untuk bibit alpukat unggul yang terjamin kualitasnya, Anda dapat mencari di Hebat Garden.
  • Pilih Tinggi Bibit yang Ideal: Bibit alpukat dengan tinggi sekitar 50-70 cm umumnya lebih mudah beradaptasi setelah ditanam. Bibit yang terlalu tinggi atau terlalu pendek bisa jadi kurang optimal pertumbuhannya.
  • Bebas Hama dan Penyakit: Pastikan bibit yang Anda pilih bebas dari serangan hama seperti kutu putih, ulat, atau tungau, serta tidak menunjukkan gejala penyakit seperti bercak daun, busuk batang, atau layu.

Langkah-Langkah Menanam Bibit Alpukat dengan Benar: Pondasi Pertumbuhan yang Kuat

Setelah mendapatkan bibit alpukat berkualitas, langkah selanjutnya adalah menanamnya dengan benar agar dapat tumbuh dengan baik. Berikut adalah panduan langkah demi langkah:

  1. Persiapan Lahan: Pilih lahan yang terkena sinar matahari penuh minimal 6-8 jam sehari. Pastikan tanah gembur, subur, dan memiliki drainase yang baik. Jika tanah terlalu padat, lakukan penggemburan dengan mencangkul atau membajak. Buat lubang tanam dengan ukuran sekitar 60x60x60 cm atau lebih besar tergantung ukuran bibit. Beri jarak tanam alpukat antar pohon minimal 6-8 meter untuk memberikan ruang pertumbuhan yang optimal.
  2. Pengapuran (Jika Perlu): Jika pH tanah terlalu asam (di bawah 5.5), lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian minimal 2 minggu sebelum penanaman.
  3. Pengisian Lubang Tanam: Campurkan tanah galian bagian atas dengan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang sebanyak 10-20 kg per lubang tanam. Tambahkan juga sedikit pupuk TSP atau SP-36 untuk merangsang pertumbuhan akar. Biarkan lubang tanam terbuka selama beberapa hari.
  4. Penanaman Bibit: Lepaskan bibit dari pot atau polybag dengan hati-hati agar akar tidak rusak. Buat lubang kecil di tengah lubang tanam yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk. Letakkan bibit di tengah lubang tanam, pastikan bagian sambungan (jika bibit sambung pucuk) berada di atas permukaan tanah. Tutup kembali lubang tanam dengan sisa campuran tanah dan pupuk sambil dipadatkan secara perlahan.
  5. Penyiraman Awal: Siram bibit yang baru ditanam dengan air secukupnya hingga tanah menjadi lembap.
  6. Pemberian Mulsa: Tutup permukaan tanah di sekitar pangkal bibit dengan mulsa organik seperti jerami, serasah daun kering, atau potongan rumput kering setebal 5-10 cm. Mulsa berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan melindungi akar dari perubahan suhu yang ekstrem.
  7. Penyangga (Jika Perlu): Jika bibit terlihat lemah atau rentan roboh, berikan penyangga dari bambu atau kayu di dekat batang dan ikat secara longgar.

Merawat Pohon Alpukat agar Tumbuh Subur dan Berbuah Lebat

Perawatan yang tepat dan konsisten adalah kunci utama untuk memastikan pohon alpukat tumbuh subur, sehat, dan menghasilkan buah yang melimpah. Berikut adalah aspek-aspek penting dalam cara merawat pohon alpukat:

1. Penyiraman yang Tepat: Keseimbangan Kelembaban untuk Pertumbuhan Optimal

Kebutuhan air pohon alpukat bervariasi tergantung pada usia pohon, ukuran, kondisi cuaca, dan jenis tanah.

  • Bibit Muda (hingga 1 tahun): Siram secara teratur 1-2 kali sehari, terutama saat cuaca panas. Pastikan tanah tetap lembap namun tidak tergenang air. Sistem perakaran bibit muda masih belum kuat dan dangkal, sehingga rentan terhadap kekeringan.
  • Pohon Dewasa: Frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu atau bahkan lebih jarang tergantung kondisi cuaca dan kelembaban tanah. Perhatikan kondisi daun, jika terlihat layu pada pagi hari, itu menandakan pohon kekurangan air. Alpukat lebih toleran terhadap kekeringan singkat dibandingkan kondisi tanah yang terlalu basah atau tergenang air, yang dapat menyebabkan busuk akar.
  • Musim Kemarau: Tingkatkan frekuensi penyiraman saat musim kemarau untuk mencegah stres pada tanaman.
  • Fase Pembungaan dan Pembuahan: Pastikan kebutuhan air tercukupi selama fase pembungaan dan pembuahan karena kekurangan air dapat menyebabkan bunga dan buah rontok.
  • Drainase: Pastikan lahan memiliki drainase yang baik agar air tidak menggenang di sekitar perakaran.

2. Pemupukan Berkala: Menyediakan Nutrisi Penting untuk Pertumbuhan dan Pembuahan

Pohon alpukat membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan vegetatif (daun, batang, akar) dan generatif (bunga dan buah).

  • Pupuk Anorganik:
    • Fase Vegetatif (0-3 tahun): Gunakan pupuk NPK seimbang (misalnya 15-15-15 atau 20-10-10) dengan dosis yang disesuaikan dengan usia dan ukuran pohon. Aplikasi dilakukan setiap 3-4 bulan sekali dengan cara ditaburkan di sekitar pangkal pohon dan dibenamkan sedikit ke dalam tanah, lalu disiram air. Pupuk yang kaya nitrogen (N) akan mendorong pertumbuhan daun dan batang.
    • Fase Generatif (mulai berbuah): Setelah pohon mulai menunjukkan tanda-tanda akan berbunga, ganti pupuk dengan yang lebih tinggi kandungan fosfor (P) dan kalium (K) (misalnya NPK 10-30-30 atau 12-12-17-2). Fosfor penting untuk pembentukan bunga dan buah, sedangkan kalium berperan dalam meningkatkan kualitas dan daya tahan buah. Aplikasikan pupuk setiap 3-4 bulan sekali.
  • Pupuk Organik: Aplikasi pupuk kandang atau kompos yang sudah matang sangat bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan, dan menyediakan nutrisi secara berkelanjutan. Berikan pupuk organik minimal 1-2 kali setahun dengan cara ditaburkan di sekitar pangkal pohon dan dicampurkan dengan lapisan tanah bagian atas. Dosis disesuaikan dengan ukuran pohon (misalnya 10-20 kg untuk pohon muda dan lebih banyak untuk pohon dewasa).
  • Pupuk Daun: Aplikasi pupuk daun dengan kandungan unsur hara mikro dapat membantu melengkapi kebutuhan nutrisi tanaman, terutama saat fase pertumbuhan cepat atau saat terjadi defisiensi unsur hara tertentu. Lakukan penyemprotan sesuai dosis dan frekuensi yang dianjurkan pada kemasan pupuk.

3. Penyiangan Gulma: Menghilangkan Pesaing Nutrisi

Gulma yang tumbuh di sekitar pohon alpukat dapat menjadi pesaing dalam penyerapan air dan nutrisi dari tanah. Lakukan penyiangan gulma secara rutin, terutama di area sekitar pangkal pohon. Penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan mencabut atau menggunakan herbisida (dengan hati-hati dan sesuai aturan). Pemberian mulsa juga dapat membantu menekan pertumbuhan gulma.

4. Pemangkasan: Membentuk Tajuk, Meningkatkan Produksi, dan Kesehatan Pohon

Pemangkasan merupakan tindakan penting dalam pemeliharaan pohon alpukat yang bertujuan untuk:

  • Membentuk Tajuk: Pada awal pertumbuhan, lakukan pemangkasan bentuk untuk menciptakan kerangka pohon yang kuat, seimbang, dan memudahkan penetrasi sinar matahari serta sirkulasi udara. Pilih 3-4 cabang primer yang tumbuh ke arah yang berbeda dan buang tunas air atau cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat atau ke dalam.
  • Meningkatkan Produksi: Pada pohon yang sudah berbuah, lakukan pemangkasan produksi dengan membuang cabang-cabang yang kering, rusak, terserang penyakit, atau tidak produktif. Pemangkasan ini akan mengarahkan energi pohon untuk memproduksi buah pada cabang-cabang yang sehat dan produktif.
  • Mempertahankan Ketinggian: Jika pohon tumbuh terlalu tinggi dan menyulitkan perawatan dan pemanenan, lakukan pemangkasan pucuk untuk membatasi ketinggian pohon.
  • Meningkatkan Kesehatan Pohon: Pemangkasan juga membantu meningkatkan sirkulasi udara di dalam tajuk pohon, mengurangi kelembaban yang berlebihan, dan mencegah penyebaran penyakit. Waktu pemangkasan yang ideal adalah setelah panen atau sebelum muncul tunas baru. Gunakan alat pangkas yang tajam dan steril.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit: Perlindungan untuk Hasil Panen Optimal

Meskipun alpukat relatif tahan terhadap hama dan penyakit, beberapa organisme pengganggu dapat menyerang dan mengurangi hasil panen. Beberapa hama yang umum menyerang alpukat antara lain kutu putih, ulat daun, penggerek batang, dan thrips. Penyakit yang sering muncul antara lain antraknosa (bercak hitam pada daun dan buah), busuk akar (terutama pada kondisi tanah yang terlalu lembap), dan bercak daun.

  • Pengamatan Rutin: Lakukan pengamatan rutin pada seluruh bagian pohon untuk mendeteksi dini adanya serangan hama atau gejala penyakit.
  • Pengendalian Alami/Organik: Jika serangan tidak parah, coba gunakan metode pengendalian alami seperti penyemprotan dengan larutan sabun insektisida, minyak neem, atau memanfaatkan musuh alami hama.
  • Pengendalian Kimiawi: Jika serangan hama atau penyakit sudah parah dan mengancam produksi, gunakan pestisida atau fungisida sesuai dengan jenis hama/penyakit dan dosis yang dianjurkan pada kemasan. Pilih jenis pestisida/fungisida yang selektif dan aman bagi lingkungan. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat tidak ada angin kencang.
  • Sanitasi Kebun: Jaga kebersihan kebun dengan membersihkan gulma dan membuang bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit.
  • Drainase yang Baik: Pastikan drainase lahan baik untuk mencegah penyakit busuk akar.

6. Penyinaran Matahari yang Cukup: Energi Utama untuk Pertumbuhan dan Pembuahan

Pohon alpukat membutuhkan sinar matahari penuh minimal 6-8 jam sehari untuk melakukan fotosintesis secara optimal, yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembentukan buah. Pilih lokasi penanaman yang tidak ternaungi oleh bangunan atau pohon lain yang lebih tinggi.

7. Pemberian Air Tambahan Saat Kemarau Panjang: Mencegah Stres dan Kerontokan Buah

Saat musim kemarau panjang, meskipun pohon alpukat dewasa relatif lebih tahan kekeringan dibandingkan tanaman lain, pemberian air tambahan tetap diperlukan untuk mencegah stres pada tanaman dan mengurangi risiko kerontokan bunga dan buah. Lakukan penyiraman secara berkala, terutama pada fase pembungaan dan pembuahan.


Dengan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis bibit alpukat unggul, cara memilih bibit alpukat berkualitas, serta teknik penanaman dan cara merawat pohon alpukat yang tepat, Anda selangkah lebih dekat untuk memiliki kebun alpukat yang produktif dan menghasilkan panen yang melimpah. Jangan ragu mencari bibit alpukat terbaik di Hebat Garden untuk memulai petualangan berkebun Anda!

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Bibit Alpukat Unggul: Jenis & Cara Rawat, Hasil Melimpah!

Saat ini belum tersedia komentar.

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman/artikel ini.

Bibit Alpukat Unggul: Jenis & Cara Rawat, Hasil Melimpah!

Find Us On
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan Hebat Garden

Hebat Garden
● online
Hebat Garden
● online
Halo, perkenalkan saya Hebat Garden
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: